rasanya baru bulan lalu saya dan abang menyambangi tandike untuk membungkus dua tas sepeda; untuk saya dan untuknya. beberapa waktu sebelumnya, ia bahkan memamerkan tas sepeda anyar dengan hydropack. namun kini kami memburu tas lagi. oouch! eh, bukan kami, tapi abang! “tasku yang pertama beli itu kegedean. lalu yang kemarin kita beli itu buat hydropack […]
Comments Off »
Read the rest
pontang panting pontang membikin saya enggan menggowes sepeda. dem. sepertinya nyawa enggan terkumpul saat pagi tiba. letih. libur di tengah minggu rasa ingin buru-buru sampai kubikel yang hangat. lutut yang melemas. ya, saya enggan menggowes sepeda. saya hanya menunjukkan telunjuk saya, dan tukang ojek di pertigaan cidodol residence pun akan dengan senang hati menghampiri saya, […]
Comments Off »
Read the rest
ah, sebenernya saya engga berencana membeli tas. topeak yang biasa saya cantelkan di handle bar, dan tumi maupun eddie bauer sling bag yang saya cantelkan di punggung, sudah lebih dari cukup untuk bersepeda dari rumah ke kantor. ketiganya serupa: mungil, apa adanya, simpel. selebihnya, desain yang cihuy, awet dan mengangkut seperlunya. gara-gara abang mengajak ke […]
Comments Off »
Read the rest
saya masih ingat persis kapan saya membeli arm warmer atau thermal sleeves: usai saya menggudangkan kisah merah jambu yang telah saya rangkai bersamanya selama empat tahun. dus, semahal apapun thermal sleeves itu, saya bungkus dah. kebetulan, mereknya primal; gambarnya tatoo naga berwarna. pokoknya superkeren dah. dipake engga melorot-melorot, juga ademan. waktu itu abang, kolegadi pabrik […]
Comments Off »
Read the rest