saya paling engga rela jika tembok bersih dicoreti. apalagi, yang dicoreti adalah tembok bercorak. sayang banget kan. seperti starbucks di plasa semanggi. males banget ngeliatnya. seperti ada slilit yang nyangkut di gigi, atau seperti ada tali kutang yang lalai terkait dan nglewer sampai keluar. engga jelas nyoreti apa. jatung hati lah, nama-nama orang yang pernah […]
Comments Off »
Read the rest
bosan menulis di kubikel, saya memilih untuk menulis di luar. pilihan pagi ini adalah starbucks. ya, saya sangat bersyukur, saya memiliki pilihan ini, sementara banyak dari mereka yang tidak memiliki pilihan-pilihan seperti ini. saya menulis resensi film, menggantikan kolega saya yang harus memburu berita lain di sejumlah tempat. energi menulis ini selalu datang di pagi […]
Comments Off »
Read the rest
sofa beludru warna ungu tua itu menenggelamkan saya. dalam setengah keseriusan, setengah ketiak seriusan, setengah ngantuk, setengah terjaga, setengah gembira, setengah penuh harap, setengah kesepian, setengah … dan saya pun semakin tenggelam. orang datang dan pergi, membawa secangkir hot chocolate maupun tazo english breakfast tea, dan juga frapuccino. sesudahnya, meninggalkan sampah beberapa lembar tisue yang […]
1 comment »
Read the rest
belakangan, aktivitas ngopi saya tak semeriah dulu. jejalin pertemanan yang berantakan, aktivitas yang mendadak bikin sibuk, kemalasan, dan segepok alasan lain menyertai keengganan saya untuk ngopi di gerai kopi. tapi, saya rasa saya akan memulainya kembali petualangan ngopi ini. saya ingat persis saat ada coffee machine di kantor awal tahun ini. warna putih dari coffee […]
Comments Off »
Read the rest