sudut mata ini mengerut. ingin rasanya menangis. kali ini bahagia. perbincangan lebih dari dua jam lewat pesawat telepon merupakan representasi dari tabungan rindu kami yang terpecah. seminggu. menumpuk. tinggi rindunya segunung, bahkan lebih. rindu ini sungguh menguras energi. tapi kerinduan ini memecut hati, kian kuat, kian kokoh, kian membentuk, kian utuh. lewat udara, jarak bermil-mil […]
Comments Off »
Read the rest
sepertinya kami ada di dalam kelas dan mengacungkan tangan saat pak guru mengabsen. “hadir!” jogja masih basah saat kami membikin temu janji pukul 6 sore. berbincang. meregang rindu. membikin jalan setapak cinta ini menjadi lebih panjang. berjejalin lebih erat. hangat. suaranya lirih. tapi dari kejauhan, saya bisa membayangkan senyumnya yang nakal dengan aksen indonesianya yang […]
2 comments »
Read the rest
rasanya lama sekali menunggu jam 7 malam. sabtu, 19 januari 2007. langit biru kian menggelap. jarum jam yang panjang juga sudah berputar terus ke kanan, dan terus ke kanan. tetapi jarum jam yang pendek tak juga menuju pada angka tujuh. perbincangan dengan teman-teman juga kian adem. earphone iPod sudah dipasang. michael bubble, lee ryan, keith […]
3 comments »
Read the rest
“ini, rambutan dari kebon sendiri,” kata kunto. haduh. pas! pas banget! rambutan tak lagi langka saat ini. hanya saja, harganya masih tinggi. ada rambutan dari kebon sendiri, siapa yang tega menolak? saya tidak. kemudian saya dan kunto berbincang tentang banyak hal. pekerjaan, mimpi, dan juga hati. kami berbincang sembari terus mempekerjakan rahang kami untuk menguliti […]
3 comments »
Read the rest