jantung saya terasa berhenti berdetak sejenak saat saya memegang buku itu. ya, the wednesday letters, the new york times bestseller. surat-surat cinta yang dituliskan oleh jack untuk istrinya, laurel setiap tahun, selama perkawinannya 39 tahun. surat-surat cinta. saya pernah menuliskannya. sebaris kalimat rindu. sebaris ungkapan sebal. sebaris keinginan untuk berjumpa. saya tuliskan untuknya. ya, untuk […]
Comments Off »
Read the rest
rasa gundah itu masih saja datang. ah, rupanya saya masih belum ‘selesai’ dengan diri saya sendiri. perkaranya sepele, yaitu alarm yang saya setel saban jam 06.00 pagi. sesudahnya, suara lee ryn yang membikin hati ini carut-marut. Youre my past, my future, My all, my everything, My six in the morning when the clock rings and […]
1 comment »
Read the rest
jauh sebelum cecelia ahern menulis novel ps: i love you, saya sudah membubuhkan kalimat itu dalam setiap kartu pos yang saya kirimkan untuk laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah itu. iya, ps: i love you. bubuhan ini memang bermakna dalam. sangat dalam. tahu kenapa? karena saya sangat mencintainya. ah, cinta memang mampu menggerakkan pena dan menarikan […]
2 comments »
Read the rest
2008-07-04 ::
Femi Adi //
cerita cinta + renanda
melabelinya
label. sebuah penanda. entah, saya suka sekali membikin label. membikin tanda. dan, tanda itu hanya satu. seperti meninggalkan jejak atas ingatan kecil. mm … seperti label yang saya tempelkan pada bumbu masak. blackpepper. garam. lada. pala. garam. kunyit bubuk. cengkeh. tujuannya, supaya tidak keliru, maunya membubuhi masakan dengan blackpepper eeeh, kok jadi membubuhi dengan kunyit […]
Comments Off »
Read the rest