keriaan saya tak pernah berubah saban menangkap kembali suaranya di kuping saya. ya, saya selalu ceria menyambutnya. tak ada amarah. tak ada sebal. tak ada benci. tak ada kesal. tak ada amuk. yang ada: semu merah di pipi dan rasa-tak-ingin-berhenti-tersenyum. meski padanya, saya bilang saya tengah dihantui oleh musim merah jambu. “aku engga marah. ga […]
Comments Off »
Read the rest
10.35 wib. telepon cinta itu datang kembali; dari laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah. awalannya tak biasa: gelak yang renyah, gembira yang membuncah. tak henti-hentinya, ia terbahak, dan terus menguarkan energi merah jambu untuk saya. “geli baca emailmu, kamu bilang mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu-nya panjang bener …” katanya. oouch! dan kami terus membagi cuilan cerita hari-hari kami, setelah butiran […]
Comments Off »
Read the rest
saya tidak pandai bikin pantun. bleki, kolega saya di pabrik kata-kata ini, sering menciptakan bualan dan celaan melalui pantun-pantun. ajaib, dan mengesankan. dan saya selalu ketinggalan. tapi saya mencobanya. ditengah keisengan dan kerinduan pada laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah, kegombalan itu mendadak muncul melalui larikan pantun. ikan lele berenang di kali berenang bersama dengan si uda aku rindu setengah mati rindu sama si abang nanda alih-alih dia, saya pun kegelian […]
Comments Off »
Read the rest
ulin, kolega saya, menulis dengan begitu ringannya di twitternya; sungguh aku ingin setia seperti pelangi selalu setia menunggu hujan reda… maknyes. hati saya mendadak dingin. adem. anyep. hati saya seperti mendapat gerojokan air hujan di malam yang terccacah oleh butiran bening. butiran air hujan dan butiran yang menetes dari ujung mata. betapa saya juga ingin […]
Comments Off »
Read the rest