Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

Eva coffee house

Sunday 22 October 2006 - Filed under asupan gizi + cerita bumijo + friends from heaven + isu indonesia + kegemaran + kuliner + plesiran

sudah lama saya dengar tentang kopi legendaris ini.

kopi. ya, kopi!

thanks gosh, akhirnya saya bisa menjejakkan kaki ke tempat ini, eva coffe house di bedono, ambarawa, jawa tengah. letaknya persis di tikungan. duh, rupanya hanya saya yang bawa kendaraan di rumah kopi ini. yang lainnya datang rombongan dan mengendarai roda empat. hihi …

rumah kopi ini adalah bisnis keluarga orang ambarawa sejak tahun 1956 yang memiliki lahan seluas 4 hektar di sebelah belakang bagian warung kopi. selang dua tahun sesudah kopi ditanam, si empunya membangun sebuah warung kopi yang isinya beberapa meja saja. pendeknya, masih kecil.

pucuk daun yang mengangguk-angguk, hawa dingin di ambarawa, tenang burung berdecit, rupanya membuat rumah kopi ini semakin dikenal banyak orang. kopi yang dilabeli KOPI EVA laris manis di pasaran, dalam bentuk sirup kopi, biji kopi dan kopi siap masak. duh … sirup kopi ini memang unik. di tempat lain, saya kok belum pernah menjumpai sirup kopi. ganti rugi satu bungkus kopi eva Rp 5000 dan Rp 12.500, tergantung besar kecilnya. biji kopi harganya Rp 12.500 seplastik. sedangkan sirupnya Rp 25.000 per botol.  saya membungkus empat kopi eva yang harganya masing-masing Rp 12.500.

warna kopi eva pekat, gelap, dan tak kasar.

saya juga sempat makan nasi rawon. sebenernya ada lontong rawon. tapi entah, saat benak ingin menjjajal lontong rawon, tetapi pesan yang sampai di tangan ternyata mencatatakan pesanan nasi rawon. ribet ya. saya ingin yang segar, yang berkuah. jadi, nasi rawon rasanya bukan pilihan yang buruk. seporsinya dipajakin Rp 15 ribu.

selain lontong rawon, rumah kopi ini juga memiliki makanan yang layak dicoba, yaitu gudeg manggar. manggar adalah kuncup bunga kelapa. rasanya  gurih dan tertinggal di mulut dengan sempurna. seporsi nasi gudeg manggar dipatok Rp 30 ribu.

ada sirup kopi, tinggal tuang dan aduk.

dalam bon yang saya terima, ada tulisan besar-besar: SPD. “kalau naik sepeda motor, nggak saya pajakin 10%. maka ditandai dengan tulisan SPD. tapi kalau bawa mobil, ada pajaknya 10%. mbaknya pakai motor kan? nah, waitres kami menuliskan SPD, artinya mbak naik motor,” terang generasi kedua pemilik rumah kopi eva.

wah, terima kasih sekali. kalau jalan kaki, apa makan dan minum kopinya bakal gratis juga?

2006-10-22  »  femi adi soempeno

Talkback x 2

  1. Eva coffee house « waregbanget
    7 November 2006 @ 3:21 am

    [...] [...]

  2. mirna
    12 August 2008 @ 2:31 pm

    hi… alamat eva coffee house bisa lebih lengkap gak… tikungan yang mana ya…. aku rencana tgl 23 ke dieng… pengen mampir nih.. trims