YOGYAKARTA. Dari kejauhan, suara mesin tenun tradisional itu sudah terdengar. “Jglok … jglok … jglok …” kira-kira, bunyinya seperti itu. Suara itu datang dari kayuhan 20 karyawan Koperasi Tenun Mumbul, Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Mereka menenun serbet, kain pel, selimut, sarung, handuk, hingga seragam sekolah. “Semua mesin yang ada disini menggunakan Alat Tenun […]
Comments Off »
Read the rest
2007-03-12 ::
femi adi soempeno //
cerita bumijo
Terus menangis terus
Saya tak pernah bisa menemukan jawaban, mengapa saya masih terus saja menangis saat mengunjungi mereka. Kemarin, dua buket bunga aster berwarna merah marun saya gotong dari Jogja ke rumah ayah dan ibu. Rumah mereka bersih, rapi. Memasuki halaman rumah mereka, keceriaan masih membungkus langkah saya. “Hello dad! Mom … ” seperti biasanya. Dan saya memunguti […]
3 comments »
Read the rest
2007-03-08 ::
femi adi soempeno //
cerita bumijo
Undangan dari si sulung
Namanya esti. Dia kakak saya. Dulu, ibu saya paling sering memarahi esti karena dia nggak pernah absen bikin saya ‘ngak-ngek’ alias nangis. Lha memang dia itu bandel, kurang ajar, badung, nakal dan sejenisnya gitu. Secara dia itu kakak gue, mesti ya yaaaa … Mengayomi adiknya gitu. Nyatanya, ya begitu itu, paling seneng kalo adiknya ngak-ngek. […]
2 comments »
Read the rest
Saya membutuhkan dokter hati untuk menyembuhkan rasa sakit saya. Lihat tubuh saya. Nyeri di bagian sini, bagian sini dan bagian sini. Kalau disentuh, rasanya sakit sekali. Ketiga bagian itu adalah pertemanan, berbagi senyum dan hubungan baik. Saya akan bilang sama pak dokter itu, ada yang sudah menghajarnya sehingga berbekas. Biru. Kalau itu memar, mestinya bisa […]
4 comments »
Read the rest