gajayana
Monday 10 March 2008 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven
ndeso ah.
lama sekali saya tak berkendara dengan kereta eksekutif. setahun lebih. mungkin dua tahun. aih. lama sekali. semalam, saya mencoba kenyamanan duduk di kursi single nan empuk. dengan selimut hangat dan bantal empuk. semalaman. nyaman. humh.
memang berbeda dengan kereta ekonomi yang saya tumpangi saban minggu, kemarin-kemarin sebelumnya. berkeringat. pengap. duduk berdesakan berhimpitan. harus berebut. sesekali, dengan kemarahan kecil lantaran ujung jempol terinjak sandal becek. atau, kursi untuk dua penumpang dipaksakan untuk tiga penumpang. atau, penumpang yang barusaja masuk gerbong serampangan berjalan dengan tasnya yang besar dan melindas wajah-wajah yang dilaluinya.
kali ini tidak.
hanya saja, tak ada penjual pecel kembang kecombrang di kereta eksekutif ini. menyesap wangi kembang kecombrang dengan bauran sambal kacang pedas, hummmh! kemana mereka malam ini ya? juga, tak ada kelokan nan dahsyat selepas jogja yang biasa saya intip di sore hari. berada di gerbong depan atau belakang, si ular besi ini tampak lebih seksi. malam ini saya tak dapat keduanya. juga, tak ada rinto dengan nasi hangat pulen kemebul dengan rempela-ati yang biasa saya tebus dengan harga Rp 5.000 sebungkus.
penyebabnya ya karena kereta yang saya tumpangi ini tak memungkinkan untuk mendapati ketiganya.
saya naik gajayana.
2008-03-10 » Femi Adi