kartu sakti
Saturday 22 March 2008 - Filed under cerita bumijo + isu indonesia + ragam cuatan
kartu sakti itu bernama press card.
bukan, bukan, saya tak ingin menyumpal kesempatan yang nyaris zero dengan press card yang saya punya. saya hanya ingin memaksimalkan fungsinya saja. *halah, apa bedanya ya?*
satu. grebegan, rabu lalu, terik menyiksa kepala saya. kyle mulai berkeringat. saya lihat, sejumlah pewarta foto menjejali pagelaran, pelataran masjid agung di alun-alun. “kyle, come up!” seru saya pada bule gila ini. saatnya beraksi.
saya hanya menodongkan kartu pers saya, sembari menggandeng kyle. “dua orang!” seru saya pada penjaga keamanan kraton yang berseragam merah. pintu gerbang dibuka sedikit, mencegah orang lain ikut membuntut masuk.
adem. bola raksasa tak lagi menggantang kepala tanpa topi ini.
dua. prambanan, jumat lalu, saya dan kyle kembali tertahan di pos masuk area candi. “dari mana mbak?” tanya petugas dengan aksen jawa yang sangat kental. saya bilang, dari Jogja. “ini, bule nya dari mana?” lanjutnya lagi. kembali, saya mengatakan jawaban yang sama, dengan saya bubuhi, “mahasiswa Sanata Dharma …”
saya melihat ke belakang, sejumlah pengunjung semakin mengular, menunggu antrian masuk. owh!
“ada kitas atau paspor?” tanyanya lagi. saya menggeleng, dengan alasan, tidak bawa. tapi, memang kok, tidak bawa. “boleh saya jamin pakai ini?” saya kembali menyurungkan kartu pers saya. “mm … oke. silakan masuk. ini spesial lho ya!”
terima kasih. sekali lagi, terima kasih.
2008-03-22 » Femi Adi