meronce mimpi sendiri
Wednesday 24 June 2009 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven
rasanya saya ingin bersimpuh di pusara ayah dan ibu untuk berucap syukur, “femi sudah separo jalan …”
bukan, bukan, ini bukan kesombongan atas suatu pencapaian. sebaliknya, saya masih harus mengasup energi dan harus tetap menjaga detak jantung supaya terus seirama dengan gerak dua kaki yang menjejak di atas bumi. pasalnya, saya masih butuh tenaga untuk terus berjalan dan meronce mimpi.
masih ada begitu banyak lembaran yang harus saya pulas dengan rencana-rencana. tak muluk, memang; sederhana saja. tentang perjalanan yang menyenangkan, pekerjaan yang mampu menampung energi menulis, dan berjejalin dengan lelaki yang mampu merawat hati. dan, saya masih membutuhkan kesabaran dan pengertian luar biasa –yang kini stoknya mulai menipis–, rasa syukur yang tak ada habisnya, serta kesediaan untuk berbagi.
namun, roncean ini seperti tak ada habisnya. meski saya tak membutuhkan benang maupun jarum; nyatanya saya tak selalu bisa mengandalkan kedua kaki saya untuk berpijak dan kedua tangan saya untuk merangkai. saya masih membutuhkan esti, kakak saya, untuk menopang saya jika limbung; dan saya memiliki sejumlah kerabat yang membuat saya tetap bisa bersemangat. *terimakasih, terimakasih*
cetak biru sudah saya gelar. pun saya sudah menengoknya kembali. saya sudah separo jalan.
2009-06-24 » Femi Adi
8 July 2009 @ 11:47 am
Sangat Menarik, Kunjungan Pertama