entah, mengapa saya tak begitu suka gudeg. “kamu kan orang jogja?” tuding sejumlah teman maupun kerabat. ya, ya, saya memang orang jogja. sayangnya, saya tak begitu suka dengan pekatnya buah nangka dan rasa legit yang mencuat dari masakan yang diolah berulang, dan berulang. gurih dari suwiran ayam, tahu dan ati ampela, juga rasa pedas yang […]
2 comments »
Read the rest
rasanya saya ingin bersimpuh di pusara ayah dan ibu untuk berucap syukur, “femi sudah separo jalan …” bukan, bukan, ini bukan kesombongan atas suatu pencapaian. sebaliknya, saya masih harus mengasup energi dan harus tetap menjaga detak jantung supaya terus seirama dengan gerak dua kaki yang menjejak di atas bumi. pasalnya, saya masih butuh tenaga untuk […]
1 comment »
Read the rest
ada banyak cerita disana. dari rekah merah yang membaluti setiap irisannya; lengket legit di jemari, meninggalkan jejak minyak memerah di telunjuk dan ibu jari; rasa pedas yang menyapu di seluruh lidah dan kerongkongan; hingga guntingan rapi yang terbungkus dengan plastik transparan bertuliskan “keripik balado”. tidak, tidak, pun saya tidak tahu bagaimana caranya membikin keripik balado […]
1 comment »
Read the rest
saya meminjam selarik kalimat franky sahilatua, “menyimpan cemburu dalam kamar …” ya, saya sudah menggudangkannya. setumpuk rasa cemburu yang saya simpan dan saya tata rapi. lihat saja di sudut kamar itu. ada setumpuk cemburu yang saya simpan rapi. tak banyak, namun cukup menggerus energi. entah, darimana saya mendapatkan rasa cemburu itu. sebentar, biar saya tengok […]
Comments Off »
Read the rest