Kami tak bertemu lamaaa sekali. Mungkin setahun; bahkan lebih. Ya, saya dan om saya; adik ibu nomer … Mmm … Nomer berapa ya? Belokan ke rumah nenek (likban) langsung mengunci mata saya. Bukan om joko, om yanto atau bahkan tetangga sebelah. Tetapi om juni. Ya, om juni. Kurus. Ini adalah pertemuan kedua saya dengannya; setelah […]
Comments Off »
Read the rest
Esti, kakak saya, rupanya tahu betul adiknya suka beberes rumah. Menambah pernik-pernik yang terkesan nggak mutu; seperti loro-blonyo maupun wadah lilin. Membungkus perkakas jati; seperti kursi panjang maupun kotak hartakarun kembar. Dan urusan kamar mandi selalu menjadi bagian yang paling rumit. Apalagi membersihkan daki pada lantai, dinding dan juga bakmandi. Duh duh duh. Dan esti […]
Comments Off »
Read the rest
Kesedihan menguar; matanya sembap. “Hai fem …” Katanya. Saya menjabatnya; hangat. Pemimpin pabrik ini sudah memutuskan pergi; memindahkan segenap semangat dan karyanya di pabrik yang baru. Bukan memproduksi kata-kata, tetapi citra, beberan penjelasan, dan juga menggudangkan bongkahan rahasia negara. Dan kami berpesta. Bukan untuk melambaikan tangan tanda perpisahan, namun menjabat hangat tangannya dan memeluknya erat. […]
Comments Off »
Read the rest
Saya masih berkemas saat blackberry saya mendenting pelan. Ya, itu bunyi surat elektronik yang diantarkan oleh pak pos blackberry. Ow, surat cinta dari si dia. Hanya sepenggal saja tulisannya: “Kangen” Ah, dia memang begitu. Miskin kata. Miskin kalimat. Miskin ekspresi. Ungkapannya adem di layar mini ini. Sialan. Tapi, ya itulah dia. Lelaki dengan pjamas kotak-kotak […]
Comments Off »
Read the rest