Saya tak pernah mengharapkan satu sen pun dari warisan keluarga. Keluarga ayah, keluarga ibu. Dan selalu, muara dari warisan yang menggelitik itu bukan berasal dari saya. Hingga suatu hari likban, nenek saya, membeberkan hitungan om saya, bahwa bagi warisan tanah milik nenek hanya untuk 11 anak. Ya, ibu saya, tak lagi mendapat jatah cuilan tanah […]
Comments Off »
Read the rest
sejumlah pekerja di pabrik kata-kata ini resah. pemimpin pabrik mengundurkan diri. bukan, bukan. tidak ada konflik. hanya butuh meminggirkan diri dari keramaian-jejaring-pabrik yang begitu kompleks dengan isu politik, ekonomi dan sosial yang sarat dengan kepusingan dan kegelisahan. ya, pemimpin pabrik mengundurkan diri. kabar yang mengejutkan. ini adalah kabar yang menyesakkan di siang bolong. lebih gerah […]
Comments Off »
Read the rest
Ow! Akhirnya saya bisa membubuhkan cuatan rindu dan juga pelukan hangat melalui blackberry. Ya, dan kubikel saya kini tak lagi meja berukuran satu meter dikalikan setengah meter; dengan enam laci di kanan kiri. Juga, bukan meja cilik berukuran cukup mini di rumah sewa. Melainkan pekarangan berwarna merah si iboberry ini. Saya akan terus menarikan jemari […]
Comments Off »
Read the rest
saya menggelak. arun, kawan dekat saya tertegun dengan pesanan saya: seporsi ayam kampung goreng bu tini. kepala dan ceker sudah saya singkirkan. ya, kami berdua geli melihat kepala dan kaki berada di atas pinggan yang sama. sementara itu, dua potong ayam berukuran sama-sebangun berbaris rapi. “yakin, beib dengan pesanan ini?” tanyanya. ow, terang saja saya […]
Comments Off »
Read the rest