awalnya adalah ajakan untuk makan mendoan di barito. rasanya lama sekali tak menyambangi warung yang emplek-emplek di sudut jalan itu. “pork chop aja, di ya udah bistro …” katanya, dengan sedikit memaksa. yah, dan saya pun mengiyakan paksaannya mencicipi pork chop di ya-udah bistro. **makan babi, dipaksa, masa menolak sih** seporsi porkchop datang dengan irisan […]
Comments Off »
Read the rest
namanya muncul kembali dalam situs jejaring sosial saya. sial, kenapa dia muncul kembali, setelah mengatakan, “ambil lah asuransi yang paling kecilllll aja preminya. ya, gua tahu lah gaji lo, gaji wartawan itu berapaaa … ” katanya. jantung saya rasanya berhenti berdetak usai mendengar ungkapan itu. tidak seharusnya dia melecehkan pekerjaan lain. kalau itu yang bilang […]
Comments Off »
Read the rest
Keluarga saya begitu menyukai ‘sambel pecel cap kalkun untuk gado-gado. Merek ini begitu legendaries di keluarga saya. Kalau bukan kalkun, sepertinya racikan gado-gado tidak lagi mantap. Inilah yang terus membenak hingga saat ini; kalau masak gado-gado, bumbu pecelnya harus cap kalkun. Ibu membelinya di dalam pasar kranggan. Ada satu lapak yang sudah menjadi langganan ibu […]
Comments Off »
Read the rest
Saya baru tahu, kebiasaan ‘mencubit ujung bantal’ itu muncul sejak saya lahir. Ya, karena saya lahir. “Sejak 4 april 1980 …” Kata esti, kakak saya. Rupanya ada kekesalan dan kecemburuan karena saya lahir dan mencuil perhatian ibu dan ayah. Terang saja, ibu harus memberi lebih banyak perhatian untuk saya. Menyandingi saya tidur, meninabobokan saya, dan […]
Comments Off »
Read the rest