saya menyulam namanya di saputangan biru
Friday 19 August 2011 - Filed under cerita bumijo + cerita cidodol residence + tingtingndut
saya mengambil saputangan berwarna biru, dan membubuhkan namanya di bagian sudut kiri bawah.
saya pun mulai meronce, bermodal print-out martha stewart craft inspiration yang saya unduh dari situsnya, tentang how-to-embroidery. perlahan, saya mulai mengikuti lagak langgam sulaman hasil print-out-an itu.
dan bisa!
saya mulai menggoreskan namanya dengan benang sulaman sungguhan, menimpa pulasan pensil tipis sebagai pola nama di saputangan itu.
saya ingat betul reroncean milik ayah yang saya simpan di rumah jogja. reroncean potret wajah seorang laki-laki yang bercerai dengan istrinya, dan meninggalkan empat anak yang masih terbilang belia. perceraian itu terjadi di dalam penjara di awal tahun 70-an, dan diatas saputangan abu-abu itu, laki-laki itu menggambarkan perceraian itu dengan ‘bunga yang patah’.
reroncean lain adalah prosesi lamaran seorang laki-laki terhadap seorang perempuan, yang mendeskripsikan barang-barang yang dia usung untuk melamar perempuan itu. di ujung sapu tangan berwarna putih itu, ada gambar laki-laki dan perempuan itu. bahagia.
laki-laki itu adalah ayah saya.
saya menyimpan baik-baik saputangan dengan sulaman tanda cinta milik ayah untuk dua istrinya.
dan saya melakukan hal serupa. saya menyulam sebagai tanda cinta untuknya. saya memulainya dengan membubuhkan namanya di sudut kiri bawah saputangan berwarna biru.
2011-08-19 » Femi Adi