esti, kakak saya, yang mengenalkan saya pada d’londri, cucian kiloan di bilangan benhil. esti terbilang cukup tangguh untuk mencari tempat-tempat yang asik, murah, dan bagus. salah satunya, ya d’londri ini. nyuci kiloan dengan harga 7,000 sekilo termasuk gosok, atau 4,500 untuk nyuci saja. esti, dan juga saya, memilih yang nyuci saja. untuk gosok, kami bisa […]
Comments Off »
Read the rest
saya menyerah mencari maxim cook. itu, wajan buka-tutup seperti happy-call. bedanya, harganya sepertiga dari harga happy-call, dan ini dibikin oleh maxim. not bad. esti, kakak saya, membelinya di hypermart di thamrin city. saya yang agak malas ke thamrin city, akhirnya memburunya ke sejumlah tempat, mulai dari sogo, lotte, giant, hero. hasilnya, nihil. rupanya saya memang […]
Comments Off »
Read the rest
istilah itu muncul begitu saja dari mulut saya, saat kami membincangkan bule laki-laki dan seorang perempuan indonesia. kobul. kobokan bule. istilah itu memang terdengar kasar, tajam, sadis. itu hanya istilah. saya tahu persis, cinta memang tak berbatas wilayah, kontinen, suku dan sejenisnya. hanya saja, ‘pemandangan tak asik di bar, tempat dimana saya jamak melihat bule […]
Comments Off »
Read the rest
di meja di sudut cazbar kuningan, kami akhirnya membahak. ya, kami mentertawakan diri kami sendiri. paimun dan saya. sejak kuliah kami berteman, lalu saya ke jakarta untuk bekerja dan weekend di jogja untuk bertemu dengan teman-teman d jogja, hingga akhirnya dia juga memilih Jakarta untuk tempat melewatkan usia, nyatanya tak ada yang berubah dari kami: […]
Comments Off »
Read the rest