saya sekarang bisa tersenyum. iya, saya tersenyum pada surat yang dikirim oleh seorang bloody-Parisian dan seorang Postun. padahal, sebulan lalu saya sangat marah dan membutuhkan kesabaran untuk meladeni dua cecunguk itu. hihihihi … sebuah surat masuk dalam kotak saya, yang saya temukan saat bola raksasa mencuat dari persembunyiannya, pagi ini. jlentrek-jlentrek panjang suratnya. bah. saya […]
Comments Off »
Read the rest
kami ada di ruangan yang sama. iya, di lantai satu di pabrik kata-kata ini. dia, laki-laki yang berambut cepak. dia, perempuan manis yang berambut lurus. sesekali, saya mendengar tawanya. sesekali, saya juga mendengar obrolan serius dengan seorang pekerja lainnya. sesekali di waktu yang lain, saya mendengar langkah kakinya yang bergegas, sembari menenteng tas kemudian hilang […]
Comments Off »
Read the rest
2007-08-20 ::
Femi Adi //
ragam cuatan
santi
dia membacanya. dia membaca saya. meski seperti tidak bermakna, gurat di tangan kiri ini rupanya sebuah bacaan buatnya. kedipan matanya lucu. tetapi sorotnya tajam. dan dia terus berbicara, seperti membaca dongeng dari sebuah buku. tetapi ini bukan buku. ini adalah gurat di telapak tangan kiri saya. suaranya riuh, tetapi penuh langgam. seperti ada harmoni yang […]
2 comments »
Read the rest
2007-08-16 ::
femi adi soempeno //
cerita cinta
dia datang
dia datang. iya, laki-laki yang tujuh tahun silam menggores luka. sapa hangatnya berbeda. langkah kakinya juga berbeda. bahkan, gaya bicaranya sudah berbeda. “orang memang butuh untuk berubah …” kata saya dalam hati. iya, bukankah benar demikian. tujuh tahun, tetapi luka itu tidak pernah berubah. seperti yang saya bilang tempo hari, luka itu tetap saja luka. […]
1 comment »
Read the rest