16 Januari 2006 Saya berjumpa dengannya, siang tadi. Saya melihatnya dalam gegas langkah yang amat cepat. Matanya beradu dengan mata saya. Saya tak menolaknya. Saya tahu, dia adalah pacar lama saya. Kemejanya … ya, saya tahu kemeja yang dikenakannya. Warna birunya, dia sangat menyukai warna biru. Tapak kaki laki-laki itu terus menyeret badannya. Terus bergerak. […]
Comments Off »
Read the rest
2005-12-18 ::
femi adi soempeno //
cerita bumijo + cerita cinta
lalat itu kamu
kalau dia adalah lalat, saya sudah menepuknya hingga terkapar di lantai. saya tak pernah bisa mengerti jalan pikirannya. ia terbang kemana ia suka. tak tahu, ia sudah hinggap di sampah di depan rumah, atau di got di pinggir jalan. sebagai lalat, ia selalu merencanakan untuk terbang. hanya itu cara yang dia punya untuk bisa kemana-mana. […]
Comments Off »
Read the rest
2005-11-07 ::
femi adi soempeno //
cerita cinta
jadi tukang ngintip
saya masih mengintipnya. saya nggak bisa memendam rasa ingin tahu saya. saya terus berusaha mencarinya. perjalanan yang cukup melelahkan. toh, pencarian yang nggak ada hentinya itu menuai laba: saya berhasil mengintipnya! saya nggak ngintip orang mandi. saya nggak mencuri lihat orang yang lagi berciuman diam-diam dibalik pohon pinus. saya hanya ingin membunuh rasa keingintahuan saya […]
Comments Off »
Read the rest
Biasanya, aku meletakkan foto diri di desktop notebook ku, tapi barusan aku mengubah tampilannya. Yacks, aku hampir melupakan foto ini, kendati aku nggak akan pernah lupa ‘content’ dari gambar tersebut. Foto-foto yang lainnya, yang menyertainya, aku sudah enggan membukanya. Maklum, jantung ini rasanya berdegup lebih kencang bila melihat satu folder khusus bersama rangkaian foto ini. […]
Comments Off »
Read the rest