paimun. ah. paimun. awalnya adalah si beib yang memulai menularkan aksen khas mister feels like home, dan beberan cerita soal saya yang berulang kali salah memanggil namanya. dem. dan sesudahnya, saya menjadi bulan-bulanan mereka. bimo. paimun. beib. mereka menggelak lebih keras ketimbang biasanya, berbicara dengan aksen yang berbeda, dan mengganti nama mereka dengan nama mister […]
Comments Off »
Read the rest
saya pernah berkirim pesan pendek pada si beb: see you someday. maksutnya: entah kapan. bisa besok, bisa tahun depan, bisa lima setengah tahun lagi … entah! gara-garanya sepele saja: ia mbikin janji palsu. dan saya juga tak pernah menghitung kapan bertemu dengannya lagi. pendeknya, ketemu syukur, engga juga engga masalah. tapi masa itu rupanya datang. […]
Comments Off »
Read the rest
saya ngambek sengambek-ngambeknya. sial. saya berharap bisa berjumpa dengan arun, sahabat saya, setiba saya di jogja. saya ingin sebentar merebah padanya. untuk setiap letih yang saya sandang belakangan. berbagi dengannya selalu menyenangkan. tetapi sepertinya tidak belakangan ini. seperti kemarin. saya sudah membikin temu janji dengannya. untuk menggosip tentang banyak hal, kecuali tentang Si Empunya Hidup. […]
Comments Off »
Read the rest
saya sudah terbiasa dengan ‘kehilangan’. saya yakin betul, itu adalah siklus penyeimbang setelah saya ‘mendapatkannya’. satu datang, dan satu pergi. selalu seperti itu. tidak ada yang menggudang untuk tetap tinggal selamanya. kecuali memori, apapun itu. dan itu adalah buncah hangat di ujung minggu yang jamak angkut di jogja. mulai dari gelak ceria membincangkan si anu […]
Comments Off »
Read the rest