saya menunggu emailnya. lama tak berbalas. sibukkah? mungkin iya. mungkin tidak. mungkin malas. mungkin capai. mungkin tidak bisa membuat surat. tapi saya merindunya. pada sosoknya yang ramah dalam setiap sapaannya. seandainya keramahannya ditularkan pada layar komputer, sulitkah? sepertinya iya. buktinya, sedikit kabar yang masuk ke kantong surat saya. tidakkah dia kangen saya? mungkin tidak. mungkin […]
Comments Off »
Read the rest
saya merindunya. saya mengangkat gagang telepon dan buru-buru memencet nomornya. lama sekali. tak diangkat. diangkat sebentar pun, suara lelaki itu buru-buru hilang, berganti dengan suara perempuan dengan bahasa bak di negeri antah berantah yang saya tak pernah mengakrabi sebelumnya. lalu saya redial lagi dan terus redial sampai saya akhirnya menyerah. “hhmpff … mungkin belum berjodoh,” […]
Comments Off »
Read the rest
saya lelah, dan ingin segera merebah di kasur. senang bertemu dengannya meski hanya 15 menit di layar komputer. perjumpaan ini selalu begini. ya, memang begini konsekwensi pacaran jarak jauh. tapi dari sini saya belajar banyak hal. lebih dari sekadar kesetiaan, saya juga belajar kejujuran. terimakasih. terimakasih, hun.
Comments Off »
Read the rest
ia tertidur. terbujur. ia tersenyum ketika tertidur. selama satu tahun, ia tidak bisa tidur di kasur. ia tidur di kursi. badannya merapuh. badannya lunglai oleh rapuhnya tulang yang tak bisa lagi menyangga jiwa. memandanginya, aku hanya bisa tersenyum saja. tapi aku setia padanya. aku menungguinya setiap malam, memastikan bahwa ia tidur dengan nyenyak, meskipun aku […]
Comments Off »
Read the rest