ya, kami berbincang sangat lama. saya dan kakak saya nomor B. saya senang melihatnya tertawa. terbahak. tak ada hentinya. tangannya terus bergerak. seperti tangannya ikut bercerita. soal keponakan kami yang akan lamaran. soal tanaman anthurium gelombang cinta seharga Rp 2 juta. soal mangga golek yang dipetiknya. soal proposal yang bagus dan survey yang kebanyakan. soal […]
Comments Off »
Read the rest
setelah 19 tahun hidup dalam cerita ini, saya mendapatkan versi lain. saya ingat persis, bagaimana undangan itu mampir ke telinga saya, saat saya berusia 8 tahun. saya masih pakai kaos oblong, celana pendek. rambut saya cepak. saya masih suka berlarian. dari ujung pagar, menggenggam duit Rp 500, saya berteriak pada ibu, “wafer supermen?”. ini membuat […]
Comments Off »
Read the rest
saya kangen esti, kakak saya. rasa kangen ini lebih tebal ketimbang seiris pizza di pizza hut. bahkan, jauh lebih tebal dari burger di burger mblenger. lebih tebal ketimbang serutan daging kelapa dari sebutir kelapa muda di pinggir pantai parangtritis. juga, lebih tebal dari novel yang tengah saya baca saat ini, yaitu the thirtheenth tale. tebal, […]
2 comments »
Read the rest
jam 1.38, ponsel saya berdering. biasanya, jam segini ada teman insomnia yang lagi cari teman ngobrol. telepon ini dari nomer yang tak saya kenal. nomor XL. “femi, ini mas maryono. mau ngabari kalau bude suryo meninggal dunia, jam 1.05 pagi tadi. minta tolong dikabarkan ke kerabat di jakarta,” katanya. seperti bukan telepon sungguhan. tetapi kabel […]
1 comment »
Read the rest